Dampak polusi udara

Artikel

Polusi Udara: Penyebab, Dampak, dan
Bagaimana Penanganannya?
 
Kabut polusi udara menyelimuti kawasan Jakarta, Selasa (8/10/2019). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/ama.

Dampak Polusi
 Udara Penelitian yang termuat dalam Journal Investigative Ophthalmology & Visual Science menyebutkan, orang-orang yang sering terpapar polusi udara memiliki peningkatan sebanyak enam persen untuk mengalami glaukoma.

Penelitian yang termuat dalam Journal Investigative Ophthalmology & Visual Science menyebutkan, orang-orang yang sering terpapar polusi udara memiliki peningkatan sebanyak enam persen untuk mengalami glaukoma

Dikutip laman Antara News, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan permanen. Artinya, kebutaan ini tidak dapat disembuhkan lagi. Penyebab paling umum yaitu terjadi penumpukan tekanan cairan di mata lalu membuat kerusakan saraf optik yang menghubungkan mata ke otak.

Selain itu, polusi ini juga dapat memengaruhi produktivitas seseorang. Akibat jangka panjangnya dapat mengakibatkan kerugian ekonomi dan munculnya permasalahan sosial ekonomi keluarga dan masyarakat

Laman WHO mengungkapkan, kehidupan manusia saat ini telah dikungkung dengan pencemaran udara dari berbagai arah. Kabut asap dari alat transportasi telah memenuhi ruang udara untuk bernapas. Ditambah lagi, muncul pencemaran dari rumah tangga seperti asap rokok hingga pembakaran sampah.



 WHO mencatat, kematian dini akibat polusi udara mencapai 7 juta kasus per tahun. Kematian tersebut dampak dari pencemaran udara melalu penyakit stroke, penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru-paru, dan infeksi saluran pernapasan akut.

Sementara itu, bahan pencemar udara dapat masuk ke tubuh lewat tiga cara yaitu inhalasi, ingestasi, dan penetrasi kulit. Inhalasi yaitu masuknya bahan pencemar lewat sistem pernapasan. Ingestasi yaitu masuknya bahan pencemar ke saluran pencernaan (ingestasi).

Terakhir, bahan pencemar udara dapat pula masuk ke tubuh lewat pori-pori kulit. Pintu-pintu masuk inilah yang membuat pencemaran udara sangat berbahaya. 

Bahkan, dampak buruk polusi udara berbahaya pula bagi kehidupan hewan (fauna). Dosis tinggi paparan bahan pencemar udara dapat mengakibatkan gejala paralisis sistem saraf dan konvulusi pada hewan. Dan, tikus yang terpapar zat NO dengan dosis 2500 ppm mampu membuatnya kehilangan kesadaran 6-7 menit.

Penanganan Polusi Udara Polusi udara adalah masalah lingkungan yang nyata
 Banyak negara telah menyatakan perang untuk melawan polusi ini dan menekan peningkatan pemanasan global. Misalnya, kendaraan atau alat transportasi berbasis bahan bakar fosil perlahan mulai digantikan dengan yang bertenaga listrik. Di samping itu, peningkatan kesadaran menghijaukan kembali Bumi dengan menanam pohon telah dilakukan sebagai "paru-paru dunia". Dan, saat ini muai diteliti kemungkinan penggunaan nulir sebagai salah satu cara menangani pencemaran udara. Laman Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menuliskan, teknologi nuklir dapat menjadi energi bersih selain dari sumber energi terbarukan. Teknik nuklir dapat dipakai dalam mengidentifikasi karakter dan sumber pencemaran udara.

Baca selengkapnya di artikel "Polusi Udara: Penyebab, Dampak, dan Bagaimana Penanganannya?", https://tirto.id/gbtL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

10 Fakta Tentang Polusi Udara pada Hari Lingkungan Sedunia

  Tak ada yang bisa lolos dari polusi udara, demikian peringatan PBB pada Hari Lingkungan Sedunia, dimana sembilan dari 10 orang di planet i...